ILMU
Pada kali ini saya akan membahas tentang ilmu, menurut saya ilmu itu adalah pengetahuan yang dapat di pahami,di mengerti,serta dapat di terapkan. Dan masih banyak perngertian tentang ilmu yg lain contoh seperti :
Ilmu adalah gunung, tidak bisa dinaiki kecuali oleh langkah pemikiran
Ilmu adalah langit, tidak bisa dinaiki kecuali oleh tangga kefahaman
Ilmu adalah bintang, tidak bisa disentuh kecuali dengan tangan kesungguhan
Ilmu itu tidak layak kecuali untuk ditanam, tidak ditanam kecuali di dalam jiwa dan tidak disirami kecuali dengan belajar.
Ilmu adalah tujuan yang jauh, tidak diburu dengan panah, tidak dilihat dalam tidur, tidak diwarisi dari para zaman, bisa diraih dengan membiasakan begadang, banyak mengkaji, menyibukkan pemikiran, terus menerus berkelana dan menerjang bahaya
Dan ada juga ilmu menurut wikipedia :
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
- Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
- Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
- Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
- Universal Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak Tentang Ilmu di Wikipedia
Ilmu (Bahasa Inggeris:Knowledge)merujuk kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara, yang mana ia merupakan kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara sedar. Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
Biasanya, ilmu adalah hasil daripada kajian trhadap sesuatu perkara. Dalam hal ini, ilmu sendiri juga boleh menjadi sasaran kajian dan menghasilkan apa yang dikenali sebagai "ilmu mengenai ilmu", yakni epistemologi.
Ciri-ciri Ilmu
Ilmu adalah sebahagian daripada aspek kognitif yang terdapat dalam diri manusia. Maka dengan itu ilmu adalah berkaitan dengan aspek kognitif manusia yang lain seperti pengetahuan, pengalaman, dan juga perasaan. Tetapi pada masa yang sama, ilmu adalah berbeza dengan perkara-perkara ini dan ciri-cirinya adalah seperti berikut:
Ilmu boleh dipertuturkan
Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan pengalaman. Contohnya, sesetengah "pengalaman diri" seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat dipertuturkan melalui bahasa.
Ilmu mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-unsur tahayul.
Ilmu adalah objektif
Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan seseorang individu.
Ilmu diperolehi melalui kajian
Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh ilmu itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Kandungan Ilmu sentiasa bertambah
Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertemabahan, pemantapan dan penyempurnaan.
Penjenisan Ilmu
Ilmu boleh dibahagikan kepada beberapa jenis menurut kriteria yang tertentu. Pada masa kini, ilmu lazimnya dibahagi kepada 3 kategori yang besar yakni:
Sains Fizikal
Fizik
Kimia
Biologi
Perubatan
Farmasi
Kejuruteraan
Matematik
Astronomi
Lain-lain lagi
Sains Sosial
Sosiologi
Antropologi
Geografi Manusia
Sejarah
Politik
Perundangan
lain-lain
Sains Kemanusiaan
Bahasa
Falsafah
Seni
kesusasteraan
lain-lain
Penjenisan ilmu dengan cara ini adalah diterima oleh masyarakat umum. Dalam penjenisan ini, sains tabii mewakili bidang ilmiah yang mengkaji benda-benda fizikal semula jadi, yakni benda-benda yang bukan dicipta oleh manusia. Manakala sains sosial pula merupakan bidang ilmiah yang mengkaji masyarakat manusia yang merupakan sesuatu yang terbina oleh manusia sendiri tetapi pada masa yang sama juga merupakan sesuatu yang objektif kepada manusia. Manakala sains kemanusiaan pula, adalah mengkaji perkara-perkara yang dicipta oleh kreativiti manusia semata-mata.
Pengkelompokan ilmu kepada 3 kelompok seperti apa yang dilakukan di atas , merupakan klasifikasi ilmu yang dibuat oleh Universiti Harvard pada tahun 1928. Di samping klasifikasi ilmu ini, terdapat juga sarjana yang membuat klasifikasi ilmu dengan cara sendiri, contohnya Philip Phoenix telah membahagikan ilmu kepada 6 pola yakni:
Simbolik
Contoh: Matematik, Bahasa
Empiriks
Contoh: Fizik, Kimia, Biologi
Estetik
Contoh: Seni, Muzik
Etik
Contoh: Moral
Sinetik
Contoh: Pengetahuan Individu
Sinoptik
Contoh: Sejarah, Agama, Falsafah
ilmu adalah akan kau temukan dengan akal yang di gunakan untuk berfikir....dengn iqra....iqra..dan iqra..itulah wahyu pertama yg diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW.
dengan ilmu pula Allah meninggikan derajat manusia setingkat lebih tinggi,,maka jadilah manusia khalifah di bumi ini yang di lengkapi dengan akal dan nafsu..maka tugas kita adlaah bagaimana supaya akal dapat mengendalikan nafsu...bukan nafsu yg mengendalikan akal...
semoga kita tremasuk ke dalam golongan orang2 yg berfikir....dan menemukan Allah dengan cara berdzikir....semoga ilmu ini mengantarkan kita ke syurgaNya.
Amin...
salam kenal ah coey!!!!
materi referensi:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Ilmu
ilmu adalah sesuatu yang membedakan qt dengan mahluk tuhan lainnya seperti tumbuhan dan hewan..........
dengan ilmu qt dapat melakukan,membuat,menciptakan sesuatu yang dapat membawa perbedaan yang lebih baik bagi diri qt sendiri.......
ilmu itu .. semua pengetahuan baik yg disampaikan, didengar, mendengar, hal2 baru secara lisan dan tulisan yg mebuat pengetahuan kita bertambah. dari tidak mengerti menjadi mengerti. dari tidak tau menjadi tahu, baik itu mebawa manfaat kebaikan dan kebukurukan.
BUDAYA
Sesudah membahas tentang ilmu saya akan membahas tentang budaya, budaya adalah adalah sesuatu yang di wariskan turun temurun yang berasal dari kehidupan masyarakat. Budaya di Indonesia semakin lama semakin luntur.
Terutama kecintaan orang-orang Indonesia terhadap budaya mulai memudar. Sikap gaya pro dan kontra cenderung kepada pandangan budaya barat dan timur. Banyak yang mengatakan budaya Indonesia adalah budaya timur. Menurut saya itu salah. Kalau demikian negara-negara yang meng kleim negaranya adalah negara timur berhak memiliki budaya Indonesia. Perjalanan Budaya Indonesia yang memulai memudar dengan adaya pembagian barat dan timur sejak perang dunia ke 2. Membuat penggambaran budaya seperti benda begian atau milik daerah timur. Pemahaman sebagai benda itu yang membuat budaya mudah di singkirkan ataupun di miliki oleh semua orang.
Pemikiran budaya sebagai benda cendereng membuat benda itu di perebutakan seperti akhir-akhir ini. Kita lihat saja batik yang di kleim oleh negara tetangga. Kita Mungkin melihta batik itu sebagai benda yang bisa di pertahankan. Sedakan kalau kita memaknai mengapa batik itu milik Indonesia. Mungkin jawabannya nenek moyang Indonesia yang dulu menciptakan batik. Sebenarnya itu jawapan yang membuat anda melupakan batik. Dalam setiap goresan batik memiliki makna-makna kehidupan bermasyarakan. Ataupun tahta tingkatan hidup bermasyarakat. Setiap goresan makna itu tidak akan pernah bisa di tiru oleh negara manapun. Karena makna itu cuma bisa di rasakan di tempat aslinya. Kita lihat yang modern, Joger di bali. Pemproduksi kaos ini banyak di jiplak bahkan banyak yang mengatasnamakan Joger. Namun tidak pernah kehilangan penikmat, ataupun pelanggannya. Karena Ide kreatifnya, tidak dapat di tiru oleh siapapun. Pemaknaan kata sebagai ujud pola pikir tim kreatif joger membuat penikmat joger lebih merasakan kepuasan bila membeli di Tokonya yang asli.
Begitupun batik, ujud dari gambaran pemikiran, gambaran kehidupan. Yang tidak akan pernah mampu di tiru di jiplak oleh siapapun. Tidak hanya batik, begitu juga budaya yang lain seperti reogponorogo, aklung, dll. Kebudayaan adalah lambang ujud kehidupan Indonesia. Jika anda masih memandang budaya sebagai benda peninggalan, maka tidak akan lama anda mampu mempertahankan.
Memang segala sesuatu yang hilang pasti di rindukan, segala seuatu yang di curi maka akan kehilangan. Namun budaya tidak akan pernah di rindukan dan tidak akan pernah hilang. Karena budaya itu aku.
Dan ada juga Definisi-definisi budaya :
Apakah budaya? Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang telah ditanyakan dan dicari jawabnya sejak era Ibnu Khaldun sampai saat ini. Seolah-olah jawaban atas pertanyaan itu tidak pernah ada, atau mungkin ketika ditemukan jawabannya oleh seseorang, maka yang didefinisikan itu (budaya) lantas berubah. Oleh karenanya orang tak pernah sampai pada keputusan final yang disepakati oleh semua orang. Apalagi budaya dilihat dari kacamata berlainan tergantung yang melihatnya. Alhasil konsep budaya berbeda-beda tergantung siapa yang mendefinisikan konsep tersebut.
Dalam buku-buku pengantar antropologi selalu disebutkan hasil temuan Kroeber & Kluckhon yang mengidentifikasi definisi budaya. Mereka mencatat sekurang-kurangnya terdapat 169 definisi berbeda. Hal itu menunjukkan betapa beragamnya sudut pandang yang digunakan untuk melihat budaya. Masing-masing disiplin ilmu memiliki sudut pandangnya sendiri. Bahkan di dalam satu disiplin ilmu terdapat perbedaan karena pendekatan yang digunakan berbeda. Dalam disiplin ilmu psikologi misalnya, mungkin saja mereka yang tertarik dengan persoalan emosi akan mendefinisikan berbeda dengan mereka yang tertarik pada persoalan kesehatan mental.
Salah satu definisi konsep budaya adalah yang dikemukakan Koentjaraningrat (2002) yang mendefinisikannya sebagai seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar. Definisi tersebut mendominasi pemikiran dalam kajian-kajian budaya di Indonesia sejak tahun 70an, sejak buku ‘Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan’ diterbitkan.
Budaya dalam definisi diatas berarti mencakup hampir keseluruhan dimensi kehidupan manusia. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Hal serupa dikemukakan oleh Van Peursen (1988) yang menyatakan kebudayaan sebagai proses belajar yang besar.
Sedemikian luasnya konsep budaya, maka untuk memahaminya konsep tersebut kemudian dipecah-pecah ke dalam unsur-unsurnya. Koentjaraningrat (2002) memecahnya ke dalam 7 unsur, yakni sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang membentuk budaya secara keseluruhan
Definisi lainnya diberikan oleh Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lingkungannya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai, dan lainnya.
Dari lingkungan psikologi, budaya juga memperoleh banyak definisi. Tiga diantara definisi yang ada tertulis pada awal artikel ini (yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai analogi dari budaya, atau bahasa simbolik dari budaya ketimbang sebuah definisi). Misalnya Triandis memandang budaya memiliki kerja yang persis sama seperti halnya memori bagi individu. Kita tahu bahwa memori adalah bagian yang sangat vital dalam kehidupan seorang individu. Tanpa memori seorang individu tidak pernah bisa belajar apapun juga. Hal itu berarti kematian bagi manusia, karena tidak ada satupun ketrampilan untuk hidup yang dapat dikuasai. Memorilah yang menentukan segala pikiran dan perilaku manusia. Demikian juga masyarakat bisa tumbuh dan berkembang karena adanya budaya. Tanpanya, tidak akan ada masyarakat. Itu artinya tidak ada juga yang namanya manusia seperti diri kita sekarang.
Shinobu Kitayama menganalogikan peran budaya bagi manusia seperti peran air bagi ikan. Tanpa air ikan mati, manusia pun akan menjadi bukan manusia tanpa budaya. Sebagaimana air menentukan kehidupan ikan, budaya menentukan seperti apa kehidupan yang dijalani manusia. Air yang berbeda akan membuat ikan berperilaku beda. Demikian juga budaya yang berbeda akan membuat manusia berbeda.
Analogi dari Hofstede sangat menarik. Ia memakai perumpamaan komputer untuk menjelaskan peran budaya bagi kehidupan manusia. Software, kita tahu adalah program yang membuat sebuah komputer bekerja. Tanpa software, komputer hanya seoonggok benda mati yang tidak berguna. Software-lah yang menentukan kerja komputer. Jadi pastilah Hosftede ingin menegaskan betapa pentingnya budaya ketika ia menganalogikan budaya sebagai ‘software of the mind.’ Budaya adalah penggerak manusia. Tanpanya, manusia sekedar makhluk tanpa makna.
Dari tiga analogi budaya yang dikemukakan oleh ilmuwan psikologi diatas, terlihat betapa pentingnya sebuah budaya. Ketiganya mengatakan kepada kita bahwa aspek psikologis manusia tidak dapat dilepaskan dari budaya. Seperti juga yang diungkapkan Matsumoto (2002) 'culture played as basic and important a role in understanding and contributing to human behavior as did any other influences on our lives, and to gradually understand its pervasive and profound influence on psychological processes in all areas of functioning.' Sesuatu yang sedikit ironis jika mengingat kecenderungan etnosentrik dalam perkembangan ilmu psikologi. Hampir semua yang berasal dari Amerika Utara dan Eropa Barat nyaris selalu diklaim bernilai universal (lihat Smith & Bond, 1994). Untunglah saat ini terjadi kecenderungan dimana budaya sangat diperhatikan. Triandis (2002) misalnya menegaskan bahwa psikologi sosial hanya bermakna bila berlaku lintas budaya.
Triandis (1994) mencatat sekurangnya ada tiga ciri dari definisi-definisi budaya yang ada, yakni bahwa budaya terbentuk melalui interaksi yang berkesinambungan yang saling mempengaruhi dan terus menerus berubah (adaptive interactions), merupakan sesuatu yang ada pada seluruh kelompok budaya bersangkutan (shared elements) dan dialihkan dari satu waktu ke waktu berikutnya, dari generasi ke generasi (transmitted accross time periods and generations). Van Peursen (1988) menjelaskan bahwa proses pengalihan itu dimungkinkan melalui proses belajar sebab adanya fasilitas bahasa. Tanpa bahasa, proses pengalihan itu tidak akan terjadi.
Dari keterangan diatas, saya kira cukup terang pada kita bahwasanya sebuah konsep budaya mestilah berarti aktivitas. Budaya bukanlah sesuatu yang statik. Van Peursen (1988) menegaskan kepada kita bahwa budaya semestinya diperlakukan sebagai kata kerja, bukannya kata benda. Sebab budaya terus menerus berubah. Bahkan meskipun itu adalah sebuah tradisi. Lihatlah sekeliling kita, adakah tradisi yang tidak berubah sama sekali?
Ratner (2000), salah seorang pakar psikologi budaya menyusun bagaimana seharusnya sebuah konsep budaya. Ia memproposisikan empat buah prasyarat bagi sebuah konsep budaya yang baik, yakni :
§ Mendefinisikan sebab musabab dari fenomena budaya.
§ Mengidentifikasi subkategori dari fenomena-fenomena budaya
§ Mengidentifikasi bagaimana fenomena-fenomena itu saling berhubungan
§ Menerangkan hubungan budaya dengan fenomena lain, seperti biologi dan ekologi.
Empat syarat konsep budaya yang dikemukakan Carl Ratner diatas, menekankan pada fenomena budaya sebagai unsur dari budaya. Lalu apa sebenarnya fenomena budaya? Ratner (2000) mengemukakan adanya lima fenomena budaya yang utama (bandingkan dengan unsur budaya yang dikemukakan Koentjaraningrat), yakni :
1. Aktivitas budaya (misalnya pengasuhan anak dan pendidikan anak, pembuatan kebijakan, pemeliharaan kesehatan, dan sebagainya). Melalui aktivitas budaya, manusia berupaya untuk survive dan berkembang.
2. Nilai-nilai, skema, makna, dan konsep budaya. Misalnya, makna waktu dan umur berbeda-beda antar budaya.
3. Artifak fisik yang dikontruksi dan digunakan bersama, seperti alat-alat rumah tangga, buku, rumah, senjata dan sebagainya.
4. Fenomena psikologis (emosi, persepsi, motivasi, penalaran logis, intelejensi, memori, kesehatan mental, imajinasi, bahasa dan kepribadian yang dibentuk secara kolektif)
5. Agensi. Fenomena budaya dibentuk dan terus diubah oleh manusia sehingga manusia berperan sebagai agensi. Manusia yang menjadi agensi ini secara langsung membentuk fenomena budaya yang mana dia juga dipengaruhi oleh aktivitas budaya, nilai-nilai, artifak dan psikologi.
Kelompok Budaya
Apakah batas-batas dari suatu budaya? Apakah batas geografi, seperti negara, provinsi, etnik, ataukah batasan bahasa? Yang mana sebenarnya yang disebut sebagai sebuah budaya sehingga dapat dibedakan dengan budaya lainnya?
Pertanyaan diatas sangatlah sulit dijawab dengan kategori kaku karena budaya sesuatu yang sangat kompleks. Apakah budaya jawa itu adalah yang dijalankan oleh orang-orang jawa di pulau jawa? Bagaimana dengan orang jawa yang menjalankan kehidupan seperti orang jawa akan tetapi tempat hidupnya ada di Sumatra, atau bahkan di Suriname sana? Sangat sulit untuk menunjuk mana yang merupakan budaya tertentu.
Kategori yang sering digunakan untuk merujuk kelompok budaya adalah etnisitas dan bahasa. Sebuah kelompok etnik diposisikan sebagai satu kelompok budaya. Demikian juga masyarakat yang menggunakan bahasa khasnya sendiri diperlakukan sebagai satu kelompok budaya khusus. Asumsinya mendasarkan pada pendapat Jacques Lacan, yang menyatakan bahwa manusia terkungkung pada bahasa yang digunakannya. Bahasa adalah penentu budaya manusia. Dunia dipahami manusia dari kelompok budaya berbeda secara berbeda karena bahasa yang digunakan untuk memahaminya juga berbeda. Oleh karena itu orang minang, meskipun dilahirkan di luar Sumatera Barat, namun sepanjang ia dibesarkan dengan bahasa ibu bahasa minangkabau, maka ia semestinya dimasukkan dalam kelompok budaya minangkabau. Sebaliknya apabila dia dibesarkan dengan bahasa ibu bahasa jawa, maka semestinya ia dikelompokkan ke dalam kelompok budaya jawa, meskipun ibu bapanya orang minang. Lantas bagaimana bila ibu minang, bapak jawa dan sang anak dibesarkan dengan bahasa indonesia, apakah kemudian sang anak menjadi kelompok budaya indonesia dan tidak menjadi minang ataupun jawa?
Pada umumnya penelitian psikologi lintas budaya dilakukan lintas negara atau lintas etnis. Artinya sebuah negara atau sebuah etnis diperlakukan sebagai satu kelompok budaya. Dari sisi praktis, hal itu sangat berguna. Meskipun hal tersebut juga menimbulkan persoalan, apakah sebuah negara bisa diperlakukan sebagai satu kelompok budaya bila didalamnya ada ratusan etnik seperti halnya indonesia? Dalam posisi seperti itu, penggunaan bahasa nasional yakni bahasa indonesia menjadi dasar untuk menggolongkan seluruh orang indonesia ke dalam satu kelompok budaya.
Pada akhirnya tidak ada kategori kaku yang bisa digunakan untuk melakukan pengelompokan budaya. Apakah batas-batas budaya itu ditandai dengan ras, etnis, bahasa, atau wilayah geografis, semuanya bisa tumpang tindih satu sama lain atau malah kurang relevan.
Hubungan Psikologi dan Budaya
Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya. Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun 70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya dipertanyakan kebermaknaannya. Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.
Sebenarnya bagaimana hubungan antara psikologi dan budaya? Secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara budaya dan perilaku sosial,
Ekologi - budaya - sosialisasi - kepribadian - perilaku
Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.
Sumber : http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/08/apakah-budaya.html
Jadi setelah Membahas tentang Ilmu dan budaya saya akan jelas nya apa itu ilmu budaya
Ilmu budaya adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
- Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
- Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
- Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar antara lain :
- Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
- Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
- Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
- Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
- Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
- Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya
- Tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan
Ilmu Budaya Dasar memiliki ruang lingkup antara lain :
- Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
- Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
0 komentar:
Posting Komentar