Opini tentang pembangunan gedung DPR (tugas ISD softskill)
Baru-baru ini terdengar diberbagai media massa tentang pembangunan gedung baru DPR, yang jadi persoalan dan mengundang kontroversi adalah anggaran yang harus dikeluarkan untuk pembangunan gedung baru tersebut mencapai 1,6 triliun. Sungguh bukan proyek main-main. Butuh dana “selangit” untuk mewujudkan keinginan para wakil rakyat di DPR, jadi wajar saja ada pihak yang pro dan kontra.
Ketua DPR berdalih bahwa gedung baru itu dibutuhkan, karena DPR ingin melahirkan anggota-anggota yang berbobot. Setiap anggota DPR kelak akan didampingi lima orang tenaga ahli, sehingga pernyataan yang dikeluarkan lebih berisi. Untuk menampung para tenaga ahli itulah, maka DPR membutuhkan gedung baru.
Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT). M. Armani Thomafi beralasan bahwa gedung DPR sudah overcapacity dan berdalih bahwa pembangunan gedung baru DPR untuk mendukung fungsi dan kinerja Dewan. Armani juga membantah rumor gedung baru dilengkapi fasilitas spa dan kolam renang. Ia justru mencurigai ada upaya melemahkan Dewan dengan mementahkan rencana-rencana pengembangan yang akan dilakukan.
Tapi pada kenyataannya desain rancangan gedung baru DPR yang ada, memakai fasilitas-fasilitas yang tidak begitu penting, dalam hal ini adanya fasilitas rekreasi, kolam renang, pusat kebugaran dan spa di lantai puncak gedung baru tersebut.
hal ini menjadi sangat memprihatinkan, anggota DPR kurang peka pada keadaan rakyatnya, ada banyak hal yang lebih mendesak dan seharusnya menjadi perhatian para wakil rakyat. Masalah kemiskinan, pendidikan, kesejahteraan, transportasi, ketenagakerjaan. yang selalu dicanangkan pemerintahan SBY-Boediono adalah berpihak pada pertumbuhan ekonomi (pro growth),berpihak pada pembukaan lapangan pekerjaan (pro jobs), dan berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor).
Dampak sosial dari masalah ini adalah kesimpangsiuran berita yang beredar di masyarakat, menimbulkan kritik dan protes dari berbagai kalangan masyrakat dan bisa saja masyarakat tidak lagi mempercayai anggota DPR sebagi wakil mereka, karena DPR kurang peka dan pikiran mereka telah tertutup oleh kemewahan
Anggota DPR seharusnya lebih mementingkan rakyat sebagai wakil rakyat, bukan malah menuntut fasilitas untuk kebutuhan mereka sendiri. fasilitas yang mewah belum tentu dapat memperbaiki kinerja DPR, kalau bukan dari niat mereka untuk bekerja sepenuh hati dan memberikan yang terbaik kepada negeri. Bukan pertama-tama menanyakan apa yang bisa diberikan negara kepada anggota DPR, tetapi apa yang bisa diberikan anggota DPR kepada negara.
0 komentar:
Posting Komentar